Wednesday, 9 July 2008

20-an

Tidak ada yang spesial tentang saya hari ini. Semua orang punya kesibukannya masing-masing. Harusnya saya juga, tapi saya lebih memilih untuk tidak sibuk dan bersantai. Saya ingin memanjakan diri, tapi sayangnya konsep manja saya kali ini berhubungan dengan eksistensi orang lain, dan sekali lagi saya katakan: ”semua orang sedang punya kesibukan masing-masing sekarang.” Intinya, kemauan saya untuk bermanja-manja ria tidak bisa terlaksana. Tambah lagi, saya merasa saya berjalan melawan arus. Ketika semua orang sedang sibuk, punya hal-hal lain untuk dikerjakan, saya malah mual dengan segala macam pekerjaan. Saya merasa ingin berhenti dan menikmati hidup, padahal pekerjaan adalah hidup saya selama ini.

Konon, ada di umur 20an bukanlah hal yang mudah. Saya gunakan kata ”konon” karena itu bukanlah line ataupun teori saya. Saya cuma orang yang kena dampak dari teori itu dan pada akhirnya mengutip pernyataan tersebut untuk menjelaskan keadaan diri. Ketika saya merasa tidak lebih beruntung dari orang lain dan merasa eksistensi diri menyusut dengan ketidakhadiran beberapa unsur dalam keseharian saya. Saya seperti melayang dan pura-pura tidak tahu apa yang saya inginkan. Seperti biasa, perkataan para wanita pada teman dekatnya yang wanita pula: “gue gak tahu apa yang gue mau sebenernya.” Dengan gaya bicara yang dibuat sedikit bingung tapi terdengar kuat dan tidak sedang depresi. Masak, orang tidak tahu apa yang mereka mau? Sejak kapan manusia tidak bisa mendengar suara hati mereka yang berteriak-berteriak begitu banyak? Manusia selalu punya keinginan. Meskipun keinginan mereka terkadang begitu banyak dan seringkali bertentangan, tapi setidaknya mereka pasti tahu (at least) satu hal yang mereka inginkan.

Sebagai wanita yang dalam 365hari x 2 menjadi seperempat abad, saya memiliki keinginan untuk bercinta. Bercinta bukan dalam arti hubungan fisik yang mendalam serta super extravaganza bersama seorang lawan jenis (ya, itu juga sih..), tapi bercinta dalam arti memiliki pasangan jiwa, itu yang lebih penting. Kembaran rasa mungkin kata yang lebih tepat, kalau pasangan jiwa terasa cukup berat untuk dikatakan diumur saya yang sekarang ini (setidaknya cukup berat bagi saya yang sulit berkomitmen tingkat tinggi dalam hal berhubungan). Kembaran rasa, ketika kita merasa bahwa selalu ada seseorang yang merasakan hal yang sama dengan apa yang kita rasakan. Mereka mencoba untuk berempati dan perasaan nyaman itu datang. Perasaan diakui bahwa kita juga memiliki perasaan. Perasaan diakui dan dianggap penting eksistensinya untuk dunia ini. Setidaknya untuk seseorang. Hal-hal itulah yang terkadang melengkapi semen pembangun self-esteem seorang wanita.

Self-esteem saya dipertanyakan untuk sesaat ini. Keadaan tiba-tiba membuat saya merasa diciutkan eksistensinya terhadap dunia. Itu karena semua kembaran rasa saya mungkin sedang sibuk sekarang. See? Ketika saya ingin bermanja ria, mereka sibuk entah kemana, dan jeleknya terkadang mereka datang secara bersamaan dan membuat saya mati bingung untuk memilih. Sibuk mengurusi urusan mereka masing-masing, membuat saya mempertanyakan eksistensi saya disini. Ya, inilah komplikasi pikiran seorang wanita ditengah umur 20-an. Kembali lagi saya katakan, konon berada di usia 20an tidak mudah, dan lagi-lagi saya hanya seseorang yang terkena dampak darinya dan mengutip kalimat tersebut untuk menjelaskan keadaan diri.

No comments: